12/11/2011

Secangkir Kopi untuk cerita kita yang tak pernah utuh

Masih ada jeda sebelum waktu benar-benar memisahkan kerinduan kita pada penggelan cerita lama, sepenggal cerita yang aku tidak pernah tau dan tidak juga ingin menanyakan apakah kau masih mengingatnya ?? karena dulu aku telah memutuskan sepenuhnya menjadi kenanganku.

kemudian hari ini aku meyakini kau juga mengingatnya...


ahh,,ingin sekali aku ceritakan padamu, berapa lama aku belajar memahami kata "takdir" ketika seorang sahabat mengatakan "Jika takdir tak mempertemukan kalian, belajarlah mencintainya dengan cara berbeda"


Semalam

Aku kembali ketepian itu, sekedar ingin menjadikan tiap penggelan cerita lama itu utuh kembali, terasa lucu memang, bahkan aku tersenyum sendiri,mengingat dulu setiap senja aku selalu kesini membawa seluruh cerita kita dan meninggalkan bagian dari cerita yang kuanggap pahit ditepian ini agar berlalu, hanyut dan tenggelam bersama riak lautan. Aku hanya akan meninggalkan tepian ketika malam memaksa menjemput senja dengan menjadikannya gelap. Senja besoknya aku akan kembali lagi,menanggalkan perlahan-lahan bayangmu dan membawa kembali bagian yang kuanggap manis kemudian menyimpan bagian itu dalam kotak kecil yang ku sebut "kenangan".


Jeda sore ini

Diantara gerimis, takdir itu mempertemukan kita kembali diserambimu, dengan secangkir kopi buatanmu. Indah sekali, dalam gerimis nyata bisa kulihat senyumanmu.

Aku menyeruput secangkir kopi buatanmu

Tuhan kadang tampak lambat Bang, tapi dia tidak pernah terlambat, Tuhan juga kadang tidak terlalu cepat, tapi dia selalu tepat pada waktunya !! katamu memecah waktu.


Ahhh,,aku diam, kembali menyeruput kopi buatanmu yang masih hangat, mengatur nafas kemudian mengalihkan pandangan pada jejak gerimis diserambimu.


Gerimis sore ini diserambimu

tidak ada yang harus kita sesali dan tidak juga perlu berharap agar waktu bisa kita putar kembali, secangkir kopi yang kamu buatkan telah cukup mewakili setiap resah sore ini, "bahwa takdir memang tidak pernah memisahkan kita sepenuhnya"

Tuhan telah memenuhi pintaku, diserambimu, gerimis, secangkir kopi dan senyuman sore ini, itu nyata.

Semoga waktu mampu mendewasakan kita