7/15/2011

MALAM PINANGAN

(copy from negeribadri.blogspot.com Karya Bang M Badri)
Aku ingin menanami hamparan sawah yang memanjang di hatimu
Dengan padi-padi yang tumbuh dari gairah jiwaku
Lalu kualiri dengan sungai yang memancar di lubuk rindu
Dengarlah seruling cinta itu, mengalun sampai ke padang-padang
Beriring kasidah panjang di keremangan petang

Aku ingin melingkarkan sebait puisi di jemarimu
Sampai embun pagi memutih
Menghapus kesunyian kita sepanjang pematang
Saat mengeja nama anak-anak yang tertulis di setiap bulir padi
Hingga menguning dan berwarna gading

Semalam, aku menunggu bukit-bukit meluruhkan bunganya
Sebab di rambutmu yang gambut ingin kusemai doa-doa
Agar matamu memancarkan cahaya seperti bintang-bintang
Saat pelangi melukis warna warni rumah kita
Ketika aku menerjemahkan isyarat angin menjadi bahasa cinta

Lihatlah, menjelang malam Tuhan mengirimi bulan
Hingga puisi yang lekat di jemarimu berkilauan
Kunang-kunang pun menabuh reranting menjadi irama merdu
Burung-burung kemudian memahat kesetiaan
Dengan paruhnya yang meruncing karena rindu

Tiba di dermaga, ayah ibu kita, pasangan kekasih tua itu
Memberi sebuah sampan yang ditatahnya dari batu karang
Sebab laut akan mengiringi, dengan gelombang surut dan pasang
Sampai waktu membuktikan setiap makna
Dari kata-kata yang kita kayuh berdua

Bogor, 2008

(Sajak ini menjadi pemenang "Karya Terpuji" Sayembara Puisi Cinta Tabloid Nyata 2008
Written at 5/14/2008 02:33:00 PM by badri)

7/04/2011

Kekalahan Terindah

Sahabatku, mengakui kekalahan merupakan hal terberat bagiku, mungkin juga bagi kawan-kawan semua, kalah, menjadi kata yang menakutkan untuk didengar,apalagi bila berkaitan dengan urusan "hati", hal ini akan menjadi bagian terberat untuk mengakuinya, Aku pernah meminta pada satu hati untuk menjadi bagian senyum terindah pada hari-hariku, kemudian kita menunggu, berharap, bahkan aku lupa berapa lama waktu telah berlalu, tetap bertahan untuk memintanya, banyak kawan yang mengingatkan, banyak nasehat yang didengarkan, tapi selalu kita berpura-pura tuli, berpura-pura buta, tetap pada keinginan, meminta kepada hati itu.
Kalah, lalu berlari, tapi tidak ada tempat untuk bersembunyi,berbohong pada diri sendiri, kemudian, Aku belajar untuk mendengar, belajar untuk melihat, belajar untuk memahami, sampai saat ini, aku belum mengerti sepenuhnya apa kehendak Tuhan atas semuanya, tapi belajar berbesar hati jauh lebih baik, dan mengambil pendapat mungkin ini cara lain Tuhan mengajarkan kita. Kemudian kita harus mengakui bahwa kita kalah, tapi tak harus berlari, bangun dari kenyataan tapi tak harus pergi, benar kata bijak, betapa lemah beberapa jiwa dihadapan cinta.
Kalah, dan aku harus mengakuinya, berdamai dengan hati, berprasangka baik pada Tuhan, berlalu tapi tak harus pergi, berlalu tanpa rasa kebencian dan penyesalan. Dia tetaplah anugrah terindah yang dikenalkan Tuhan kepadaku untuk belajar banyak tentang rasa, tentang hati dan tentang kekalahan.