10/01/2011

Negeri Bualan

Itulah seni dalam politik Dinda,,ucap Bg Steve Wawolengi pada diskusi sore dibasecamp Senopati Kebayoran setelah mendengar keluhanku tentang cerita sampah perpolitikan negeri kita yang tercinta ini. Kalo gk nyentil gk asyik begitu kata Iwan Fals dalam lagunya. Beberapa bulan ini melihat berita di media eloktronik maupun cetak menjadi hal yang haram bagiku, membosankan, memuakkan, entah apalagilah. Media menjadi alat bagi segelintir orang untuk membodohi masyarakat, setidaknya begitu pendapatku menghindari media, tidak para poliTikus yang menurutku adalah sutradara rusaknya negeri ini, tidak juga para pengamatnya yang sok tau, sok suci dan sok asyik.

Kita tidak berbicara hitam atau putih, tapi kita berbicara kepentingan, berbicara kelompok, gerbong, selama kepentingannya sama kita masih bisa sejalan, begitu kata seorang kawan tentang politik, ah,,mungkin politik menjadi hobi baginya. tapi tidak bagiku untuk saat ini, sebab aku benci warna-warna yang menjadi pembatasan. Lihatlah, perhatikanlah, kita dikotakkan pada simbol-simbol yang merasa berbuat banyak pada bangsa ini, ingin melakukan ini dan itu untuk bangsa tapi dengan persyaratan harus menjadi penguasa. Aneh sekali ! entahlah,,,begitulah keadaannya, mungkin nanti kita pun menjadi bagian yang sama, menjadi bagian dari sombol-simbol, menjadi bagian dari kelompok-kelompok tertentu dan menjadi bagian dari para pembual.